Jakarta, 2 Mei 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh setiap tanggal 2 Mei, Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) mengangkat semangat perjuangan Ki Hajar Dewantara sebagai refleksi dan inspirasi bagi kemajuan pendidikan tinggi, khususnya di bidang gizi.
Melalui poster ucapan peringatan Hardiknas 2025, AIPGI menampilkan potret Ki Hajar Dewantara—Bapak Pendidikan Nasional—bersama elemen-elemen simbolis seperti buku terbuka dan bendera merah putih. Momentum ini dijadikan sebagai ajakan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai filosofis yang diwariskan beliau:
“Ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.”
Ketua Umum AIPGI, Prof. Dr. Budi Setiawan, MS, menegaskan bahwa filosofi tersebut sangat relevan dalam konteks pendidikan tinggi gizi saat ini. “Dosen sebagai tenaga pendidik harus mampu menjadi teladan di depan (ingarso sung tulodho), membangun semangat bersama mahasiswa di tengah proses pembelajaran (ing madya mangun karso), dan memberi dorongan serta dukungan dari belakang agar lulusan mampu mandiri dan berkembang (tut wuri handayaniani),” ujarnya.
Relevansi dengan Pengembangan Pendidikan Tinggi Gizi
Di tengah transformasi sistem pendidikan dan tantangan kesehatan masyarakat, pendidikan tinggi gizi dituntut untuk beradaptasi dengan cepat. Permasalahan seperti stunting, obesitas, dan penyakit tidak menular memerlukan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan jiwa kepemimpinan.
AIPGI, melalui berbagai inisiatif dan kolaborasi lintas institusi, terus mendorong peningkatan mutu pendidikan tinggi gizi melalui inovasi kurikulum, penguatan riset berbasis kebutuhan lokal, dan integrasi teknologi digital. Filosofi Ki Hajar Dewantara menjadi landasan dalam membentuk karakter dan kompetensi lulusan yang holistik.
Sekretaris Umum AIPGI, A. Fahmy Arif Tsani, M.Sc., RD, menambahkan bahwa semangat tut wuri handayani sangat penting dalam membina mahasiswa agar menjadi agen perubahan dalam masyarakat. “Ahli gizi masa depan harus mampu berpikir kritis, bekerja lintas disiplin, dan tetap berakar pada nilai-nilai kebangsaan,” katanya.
Penutup
Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025 menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah pilar utama pembangunan bangsa. AIPGI mengajak seluruh institusi pendidikan gizi untuk menjadikan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara sebagai kompas moral dan strategis dalam mencetak generasi ahli gizi yang unggul, humanis, dan berdedikasi tinggi bagi kemajuan Indonesia.